Biografi Soekarno Sang Orator, Proklamator Presiden Pertama Indonesia
Siapa yang tidak kenal dengan Soekarno? Sang Orator, Proklamator Presiden Pertama Indonesia. Pada kesempatan ini, kita akan membahas biografi tokoh paling berpengaruh di Indonesia yaitu biografi Soekarno.
Soekarno merupakan salah satu sosok yang tersohor dan dikagumi di Indonesia dan dunia. Beliau merupakan orator ulung yang menyampaikan pidato dengan isi yang menginspirasi dan membakar semangat dan membangkitkan jiwa perjuangan anak muda dimasanya.
Hingga kini pidato soekarno masih sangat menarik dan disukai karena membangkitkan perjuangan generasi muda.
Selain sosok orator ulung, Soekarno merupakan salah satu founding father atau bapak pendiri bangsa Indonesia yang ikut merumuskan dan membacakan proklamasi kemerdekaan indonesia pada tahun 1945.
Sebagai presiden pertama Indonesia, Soekarno sangat disegani oleh pemimpin negara lain dimasa itu. Memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik, bahkan beliau mampu menguasai banyak bahasa sehingga dikenal kecerdasannya oleh pemimpin negara lain.
Kisah dan sepak terjangnya memang sangat menarik untuk disimak. Beragam cerita dan sejarah yang tercatat, dari hal-hal yang misterius hingga kecerdasannya melobi banyak orang. Berikut Biografi Soekarno Sang Orator, Proklamator Presiden Pertama Indonesia.
Biografi Soekarno
- Nama lengkap : Ir. Soekarno
- Nama panggilan : Bung Karno
- Nama kecil : Kusno
- Tempat, tanggal lahir : Blitar, 6 Juni 1901
- Agama : Islam
- Nama Isteri :
- Fatmawati
- Hartini
- Ratna Sari Dewi
- Nama Anak :
- Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, Guruh (dari Fatmawati)
- Taufan, Bayu (dari Hartini)
- Kartika (dari Ratna Sari Dewi)
- Pendidikan :
- HIS di Surabaya
- Hoogere Burger School (HBS)
- Technische Hoogeschool (THS) di Bandung
- Meninggal : 21 Juni 1970
- Dimakamkan : Blitar, Jawa-Timur
Masa Kecil Soekarno
Mengetahui Biografi Soekarno dari kecil akan lebih menarik. Panggilan akrab dan populer Soekarno adalah Bung Karno. Beliau lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur dengan mana Koesno Sosrodihardjo.
karena sering sakit di masa kecil yang menurut kepercayaan dikala itu, disebabkan karena namanya tidak sesuai, maka kemudian berganti nama menjadi Soekarno.
Ibu Seokarno, Ida Ayu Nyoman Rai merupakan bangsawan bali yang bertemu dengan ayah Soekarno ketika menjadi guru di bali.
Semasa kecil Soekarno tidak tinggal bersama dengan orang tuanya, namun ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Harjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Sementara kedua orang tuanya tinggal di blitar.
Semasa tinggal bersama kakenya, Soekarno sempat sekolah walaupun tidak sampai menyelesaikan pendidikan disana, karena harus ikut bersama orang tuanya yang pindah ke Mojokerto.
Secara keturunan memang beliau merupakan golongan bangsawan, baik dari silsilah ayah maupun ibunya. Lantas apakah kehidupan yang Soekarno rasakan layaknya seorang bangsawan? hal ini memang menarik untuk ditelusuri.
Pada kenyataannya Soekarno lahir di era sebelum kemerdekaan Indonesia dimana masa-masa sulit banyak dirasakan oleh kalangan masyarakat tidak terkecuali keluarga Soekarno.
Soekarno kecil tidak memiliki sepatu, mandi bukan dengan air yang mengalir dari keran seperti yang kita rasakan pada jaman sekarang.
Makan selalu menggunakan tangan menjadi pilihan karena tidak memiliki sendok. Semua kondisi sulit di era sebelum kemerderkaan Indonesia.
Seperti diketahui ayahnya yang mengajar sebagai guru hanya mendapatkan 25 Gulden Belanda. Gaji tersebut harus dipotong untuk menyewa rumah di jalan pahlawan 88 surabaya sebesar 10 Golden.
Sisanya harus bisa menafkahi keluarga yang berjumlah 4 orang yaitu ayah, ibu, Soekarno dan Soekarmini yang merupakan kakak kandung Soekarno.
Riwayat Pendidikan Ir Soekarno
Biografi Soekarno tentang riwayat pendidikan tidak kalah penting untuk diketahui karena disini awal mula terbentuknya pengetahuan Soekarno.
Di Mojokerto ayahnya menjadi guru di sekolah Eerste Inlandse School dan disanalah Soekarno kecil mulai sekolah.
Pada tahun 1911, Soekarno pindah sekolah ke ELS (Europeesche Lagere School) merupakan pendidikan tingkat sekolah dasar dan kemudian masuk ke HBS (Hogere Burger School) di Surabaya.
Pada tahun 1915, Soekarno menyelesaikan pendidikannya di Hogere Burger School. Kemudian tinggal bersama keluarga Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang dikenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto.
H.O.S Cokrominoto yang kelak adalah pendiri Serikat Islam yang merupakan teman akrab dari ayah Soekarno.
Sehingga Soekarno dapat dengan mudah berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Semasa masih tinggal dirumah keluarga Cokroaminoto, Soekarno mulai mempelajari politik dan sering berpidato sendiri dengan cara berdiri di depan cermin.
Pendidikan Soekarno yang didapatkan di Hogere Burger School mendukung pengetahuan dan keterampilannya dalam politik dan berpidato hingga menjadi Sang Orator Ulung.
Seokarno pindah ke bandung setelah menyelesaikan pendidikan di Hogere Burger School pada tahun 1921.
Di bandung Soekarno tinggal bersama Haji Sanusi dan melanjutkan pendidikannya di Technische Hooge School pada jurusan Teknik Sipil hingga mendapat gelar Insinyur pada tanggal 25 Mei 1926.
Biografi Soekarno di Masa Pergerakan Nasional
Biografi Soekarno mulai memasuki pergerakan nasional pada tahun 1926. Pada tahun 1926 Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama dengan Ir. Anwari dan mulai mengerjakan berbagai macam desain dan perancangan bangunan. Soekarno juga bekerja bersama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno juga mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang kemudian menjadi cikal bakal dari berdirinya Partai Nasional Indonesia.
Partai Nasional Indonesia berdiri pada tahun 1927. Sebagai sosok pendiri partai dan aktivis Soekarno pernah ditangkap oleh Belanda pada bulan Desember 1929.
Pada akhir tahun bertepatan tanggal 31 Desember 1931 Soekarno dibebaskan karena muncul gerakan Pledoi Fenomenal.
Pada tahun 1932 Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia/Partindo bertepan pada bulan Juli. Partindo sendiri merupakan pecahan dari Partai Nasional Indonesia.
Pada Agustus 1933, Soekarno kembali ditangkap lalu diasingkan ke Flores oleh pihak Belanda. Pengasingan ini bertujuan mencegah persatuan pada generasi muda ketika itu.
Pada ketika itu Soekarno hampir terlupakan oleh tokoh nasional karena diasingkan dilokasi yang jauh. Namun, Meski pun berulang kali ditangkap tidak membuat surut semangat perjuangan Soekarno hingga Soekarno dipindahkan ke Bengkulu ditahun 1938.
Seperti yang tercatat dalam sejarah Biografi Soekarno ketika dibuang ke Bengkulu bertemu dengan Mohmmad Hatta yang menjadi teman seperjuangan dan menjadi tokoh proklamasi kemerdekaan indonesia.
Di Bengkulu juga pertemuan Soekarno dengan Fatmawati yang menjadi Istrinya. Awal mula Fatmawati mengajak Soekarno untuk mengajar di Sekolah Muhammadiyah Bengkulu hingga berlanjut merajut cinta dalam sebuah keluarga.
Biografi Soekarno dalam perjuangan memang banyak menghadapi rintangan hingga Soekarno dibebaskan pada masa penjajahan Jepang di tahun 1942.
Biografi Soekarno dan Masa Penjajahan Jepang
Tahun 1942, Penjajahan Belanda berakhir dan Belanda meninggalkan Indonesia. Soekarno yang sempat akan dipindahkan oleh Belanda ke Australia namun gagal setelah dicegat oleh Jepang. kemudian Soekarno kembali ke Jakarta.
Jepang memanfaatkan Soekarno untuk menarik simpatik penduduk agar mendukung kebijakan yang dibuat oleh Jepang.
Catatan Biografi Soekarno diketahui bahwa Jepang menunjuk Soekarno agar memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI.
Jepang berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Soekarno bahkan diberangkatkan ke Jepang untuk bertemu dengan kaisar Jepang yaitu Kaisar Hirohito.
Soekarno dengan sikap pantang menyerah terus menerus melakukan pendekatan politik dan kerjsama dengan Jepang agar tercapainya kemerdekaan.
Disisi lain persiapan untuk kemerdekaan terus dilakukan oleh Soekarno dan tokoh nasional dimana itu seperti merumuskan Pancasila dan UUD 45 yang menjadi ideologi dan dasar negara Indonesia serta menyusun dan merumuskan teks proklamasi kemerdekaan .
Biografi Seokarno dalam Peristiwa Rengasdengklok
Catatan Sejarah Biografi Soekarno dan Peristiwa Rengasdengklok terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan.
Peristiwa Rengasdengklok terjadi akibat adanya perbedaan pendapat dan sudut pandangan antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan Tua menginginkan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang dan baik.
Sementara bagi golongan muda menginginkan agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera mungkin dan secepatnya, tanpa harus menunggu lama dengan berbagai persiapan yang tidak diperlukan.
Karena adanya perbedaan pendapat yang tidak ada titik temu, maka kemudian golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta tepat pada tanggal 16 agustus 1945.
Soekarno dan Mohammad Hatta dibawah ke daerah Rengasdengklok untuk menjauhkan keduanya dari para pembisik dan dari pengaruh Jepang serta menyegerakan terlaksananya proklamasi kemerdekaan.
Peristiwa penculikan inilah yang kemudian disebut dengan Peristiwa Rengasdengklok
Mengetahui Soekarno dan Mohammad Hatta telah dibawah ke Rengasdengklok, para tokoh seperti Soebardjo menjemput keduanya.
Kemudian atas permintaan Sutan Syahrir, Soekarno dan muhammad Hatta dibawa kembali ke Jakarta. Ketika tiba di Jakarta keduanya bertemu dengan tokoh lainnya.
Soekarno, Mohammad Hatta dan bersama dengan Ahmad Soebardjo, mereka melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan yang kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik seperti yang tercatat dalam sejarah Biografi Soekarno.
Biografi Soekarno Sebagai Presiden Pertama Indonesia
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno dan di dampingi oleh beberapa tokoh nasional. Tanggal tersebut menjadi hari kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya.
Indonesia dibentuk atas dasar negara republik dengan sistem demokrasi yang berlandarkan UUD 45 dengan lambang negara Pancasila.
Kemudian Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat menjadi presiden dan wakil presiden pertama negara Indonesia.
Saat itu Indonesia sedang mengalami perombakan kabinet karena Presiden Soekarno kurang percaya pada sistem multipartai dan menyebut sebagai penyakit kepartaian.
Sebagai negara baru memang tidak dapat dipungkiri ada banyak masalah, sering membuat stabilitas negara goyang.
Masa-masa kepimpinan Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia, muncul pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Muso yang merupakan kawan lama Soekarno.
Selain itu juga terjadi pemberontakan yang disebut dengan permesta, Pemberontakan Republik Maluku, Pemberontakan APRA, dan Pendirian Darul Islam atau yang lebih dikenal dengan DI/TII.
Walaupun banyak rintangan dan kendala yang dihadapi pada awal lahirnya negara yang dipimpin oleh Soekarno, namun Indonesia mulai dikenal dan disegani oleh dunia Internasional.
Pemimpin dunia seperti John F. Kennedy presiden Amerika, Fidel Castro presiden Kuba dan pemimpin negara lain sangat menaruh hormat kepada presiden Soekarno.
Upaya kerjasama dan perdagangan mulai dilakukan, sempat menjalin hubungan erat dengan negara Rusia yang ditandai dengan pembelian sejata untuk pertahanan Indonesia.
Negara Indonesia pernah menggantikan sistem pemerintahan dari sistem parlementer menjadi presidensil yang terjadi antara tahun 1945 hingga 1960an.
Pada tahun 1960 pecah pergolakan politik yang sangat memilukan di Indonesia. Sebuah peristiwa pemberontakan yang sangat kejam yaitu Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia).
Peristiwa pemberontakan PKI lebih dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana banyak para alim ulama, santri dan rakyat yang diculik dan dibunuh.
Pemberontakan PKI ini berhasil di tumpas oleh TNI, Kemudian membuat akhir cerita dari kepemimpinan Soekarno sebagai presiden Indonesia pertama.
Hal ini ditandai dengan adanya sebuah surat yang disebut dengan “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang terkenal dan masih menjadi polemik dan kontroversi sejarah karena naskah aslinya tidak diketahui keberadaannya hingga sekarang.
Supersemar dikeluarkan secara langsung oleh Presiden Soekarno dan berisi perintah/himbauan dari Presiden Soekarno ke Soeharto agar bisa mengendalikan stabilitas keamanan nasional yang sedang kacau.
Akhir Jabatan Soekarno Sebagai Presiden
Biografi Soekarno, Setelah berakhir sebagai Presiden yang ditandai dengan diangkatnya Soeharto sebagai Presiden, Ir Soekarno kemudian tinggal di istana Bogor.
Kondisi fisik Soekarno yang makin tua mengakibatkan kesehatan menurun sehingga harus dirawat oleh tim dokter kepresidenan.
Pada tanggal 21 Juni 1970 Presiden Soekarno menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto yang terletak di Jakarta.
Presiden Soekarno dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai di Blitar, Jawa Timur.
Sebuah gelar disematkan sebagai "Pahlawan Proklamasi" yang diberikan oleh pemerintah karena jasanya kepada bangsa Indonesia dimasa kemerdekaan.
Nach demikianlah Biografi Soekarno Sang Orator, Proklamator Presiden Pertama Indonesia. Semoga kisahnya memberikan inspirasi bagi generasi penerus.
Posting Komentar untuk "Biografi Soekarno Sang Orator, Proklamator Presiden Pertama Indonesia"
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini, semua komentar dan saran yang membangun, akan dijadikan pertimbangan untuk perbaikan isi blog dan pengembangan materi blog dimasa mendatang. salam du-ki.com